Menyambut Tahun Baru Islam dengan Kenangan dan Semangat yang tak padam

Acara Gema Muharram:

Tahun Baru Islam, bulan Muharram 1447 H kali ini terasa begitu berbeda bagi keluarga besar Dayah Babussalam Al-Aziziyah Jeunieb. Untuk pertama kalinya, gema Muharram digelar tanpa kehadiran sosok yang selama ini menjadi ayah, guru, dan panutan: Almarhum Tgk. H. M. Yusuf A. Wahab. Sang Pimpinan yang begitu dimuliakan dan diidolakan itu telah berpulang ke rahmatullah, meninggalkan jejak keteladanan yang begitu dalam di hati setiap santri dan masyarakat.

Namun, kehilangan itu tidak memadamkan semangat. Justru sebaliknya. Dalam suasana Acara Gema Muharram tahun ini, para santri hadir dengan semangat yang membara, membawa kreativitas bernuansa Islam yang kian menguat. Berbagai penampilan dari lantunan shalawat, qasidah, hingga drama religi bahkan film dipersembahkan sebagai bentuk penghormatan dan cinta kepada sosok ayahanda tercinta, Tgk. H. M. Yusuf A. Wahab.

Tema besar yang diusung adalah “Menghidupkan Warisan Keteladanan Ayahanda Tgk. H. M. Yusuf A. Wahab”. Bukan sekadar mengenang, melainkan menghidupkan kembali nilai-nilai perjuangan, ketulusan, dan kepemimpinan beliau di tengah-tengah kehidupan pesantren dan masyarakat.

Santri-santri yang dulu dibimbing langsung oleh beliau kini tampil dengan karya dan ide-ide yang mencerminkan ajaran yang telah ditanamkan: berani tampil, menjaga akhlak, dan terus belajar tanpa henti. Mereka memahami bahwa meskipun jasad sang guru telah tiada, ilmunya tetap hidup, mengalir di hati dan langkah setiap muridnya.

Acara Gema Muharram ini menjadi bukti bahwa keteladanan tidak berakhir bersama kepergian seseorang. Justru, keteladanan sejati akan terus hidup melalui generasi yang meneruskannya.

Dengan penuh haru dan kebanggaan, para santri mengangkat tangan, berdoa bersama untuk almarhum Tgk. H. M. Yusuf A. Wahab, seraya berjanji dalam hati:
“Kami akan terus melangkah, membawa cahaya yang Ayahanda tinggalkan, hingga sampai ke generasi-generasi berikutnya.”